Pasca Pandemi, Ramadhan dan Lebaran di Old Delhi Kembali Meriah

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 4 Mei 2022 | 19:50 WIB
Sariagri - Dua tahun pandemi virus corona telah mengubah kehidupan orang-orang di seluruh dunia, termasuk cara mereka merayakan Idul Fitri. Itu juga yang dialami komunitas Muslim di India selama Ramadhan dalam penguncian, namun belakangan situasinya mulai kembali normal.
Komunitas Muslim di distrik Ballimaran dan Matia Mahal di Old Delhi merayakan Ramadhan bersama dan suasananya sangat ramah. Daerah ini dipopulerkan oleh penyair terkenal Mirza Ghalib, yang tinggal di sana pada awal abad ke-19. Dia menyebutkan tempat itu berkali-kali dalam suratnya.
Fazl-ur-Rehman Qureshi, seorang penduduk Delhi, mengatakan bahwa tidak seperti dua tahun terakhir, orang-orang di daerah ini selama Ramadhan ini sekali lagi mengalihkan fokus mereka untuk menyenangkan Allah dengan berdoa. Sekali lagi, pasar penuh dengan orang dan bazar berjalan dengan baik.
“Cara Ramadhan dirayakan di Old Delhi sangat terkenal. Orang-orang di seluruh dunia berpuasa selama 16 hingga 20 jam tetapi di Old Delhi puasa kami paling lama lima jam. Ini karena kami begadang, tidur di pagi hari, dan shalat Zuhur di sore hari. Kami berbuka puasa dengan cara yang unik sekitar empat jam setelah shalat Ashar," katanya.
“Pada malam hari, kami merasa rahmat Allah ada pada kami karena bazar penuh dengan orang-orang,” tambahnya, seperti dilansir Independent.
Muhammad Salman, pemilik “Qureshi Kebab” di Old Delhi, mencatat bahwa Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan dirayakan di sini dengan cara yang berbeda. Dia mengatakan dia menawarkan berbagai hidangan kepada pelanggan dengan harga yang wajar. "Di sini lebih sibuk daripada di tempat lain," ujarnya.
"Semuanya indah di sini karena ini adalah bulan Ramadhan dan semua orang menantikan malam hari,” kata Inato, seorang turis asing yang sedang dalam kunjungan dua minggu ke Delhi bersama ibunya.
Aziz-ur-Rehman, yang menjalankan toko keluarganya yang berusia berabad-abad, mengatakan segalanya kembali normal dan bisnis kembali berkembang pesat. "Orang-orang kehilangan pekerjaan karena penguncian dan pandemi telah mengambil mata pencaharian mereka. Ini telah menyebabkan krisis ekonomi di negara ini," katanya.
"Makanan yang ditawarkan bagi mereka yang berpuasa dianggap sebagai hadiah istimewa di bulan suci. Jika Anda datang, Anda bisa melihat keramaian hingga larut malam”, ungkap Muhammad Shaan, yang mengelola warung makan kakeknya yang berusia 80 tahun di Old Delhi.
Istiqlal Kembali Gelar Shalat Idul Fitri, Wapres Ma'ruf Amin Turut Hadir